SOOCA hadir membawa pola pembelajaran yang lebih memacu adrenaline. Akan tetapi, ada satu hal dari SOOCA yang juga kembali mengingatkan satu kenangan. Kenangan yang Buruk !!
*****
Semester 5 pun akhirnya tiba. Menandakan bahwa saya telah menimba ilmu di fakultas kedokteran selama 2 tahun. Menandakan pula bahwa saya telah memasuki tahun ketiga - tahun terkahir bagi saya menjalani kehidupan perkuliahan sebagai mahasiswa preklinik (aamiin).
Ya, sistem kali ini dibuka dengan sistem yang menurut saya sangat menarik dan penuh inspirasi untuk dipelajari, Special Senses, atau yang juga dikenal dengan Sistem Indera Khusus. Bagi saya, sistem ini dapat memberi saya dorongan motivasi yang besar karena saya sangat ingin untuk menjadi seorang dokter spesialis mata. Dan secaraaa, di sistem inilah segala hal yang menyangkut masalah organ serta penyakit-penyakit tentang mata akan dibahas dan dikupas setajam silet. Meskipun juga digandeng dengan organ penghidu, peraba, pengecap, pendengaran dan keseimbangan.
Sekilas flashback dari tahun-tahun sebelumnya, saya merasa bahwa angkatan saya selalu saja dihadapkan dengan berbagai macam percobaan pola pembelajaran. OSCE misalnya. Tentu ini adalah suatu hal yang sangat baru bagi kami yang awalnya kami hanya Ujian CSL biasa dan kemudia tiba-tiba dipertemukan dengan OSCE yang gilanya jauh berlipat kali dibandingkan dengan Ujian CSL biasa.
Sekarang, percobaan dengan metode baru pun tetap berdatangan. Meskipun pleno dihapuskan dari sistem ini, pihak akademik tetap saja tidak pernah kehabisan akal untuk membuat suatu gebrakan yang baru. SOOCA (Student's Objective Oral Case Analysis) hadir mewarnai kehidupan kami pada sistem kali ini. Kami dituntut untuk menghafal, mengerti serta mendalami secara detail akan semua case yang diberikan kepada kami, yang jika dipikir akan sangat mustahil untuk mengetahui semuanya. Tapi inilah konsekuensi yang harus kami hadapi sebagai mahasiswa kedokteran. Mau berhasil, ya harus belajar dong. Jadwal kuliah pun sudah diatur sedemikian rupa sehingga kami juga diberikan banyak waktu luang tak lain dan tak bukan, semata hanya untuk belajar beberapa case demi menghadapi Ujian SOOCA. Dan, parahnya lagi SOOCA adalah syarat wajib untuk mengikuti Ujian teori.
*****
Berbicara panjang lebar mengenai SOOCA ini, pada dasarnya bukan inilah maksud dari tulisan saya. Makna terselubung dari tulisan ini adalah sistem Ujian SOOCA yang nantinya akan diterapkan. Mengapa saya mengatakan bahwa SOOCA turut mengingatkan kembali akan kenangan yang pahit ?? Alsannya adalah sistem ujiannya !!
SOOCA mengharuskan kita untuk menghafal semua case penyakit, dan masing-masing dari penyakit ini kami juga dituntut untuk mengetahui semua aspek mulai dari anatomi, pemfis, keluhan,penyebab, mekanisme, tanda dan gejala, pemeriksaan lab, diagnosi, penatalaksanaan hingga prognosis. Jadi, bisa dikatakan bahwa SOOCA ini adalah Pleno yang di-oral-kan. Alhasil, dari semua case yang kami pelajari, pada akhirnya akan hanya ada satu case beruntung yang terpilih yang akan kami presentasikan di depan penguji.
. . . . . .
Inilah pengalaman pahit yang sungguh sangat menusuk bila saya ingat kembali. Saya pernah dihadapkan pada suatu kondisi yang serupa dimana saya dituntut untuk menghafal DELAPAN (8) MATERI, dan pada akhirnya, pada hari yang ditunggu-tunggu, salah SATU dari DELAPAN materi itu harus dipresentasikan di depan orang-orang, mantan-mantan, dokter-dokter dan orang-orang hebat ITU.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar