Medical Doctors. A noble profession to help each other. |
Sejak kecil saya memiliki kesenagan tersendiri dalam
merancang, menggambar dan menciptakan sesuatu dan mengekspresikannya melalui
tulisan dan gambaran. Kegemaran saya ini dulunya membuat saya bercita-cita
untuk menjadi seorang Arsitektur sekaligus Desainer Interior yang terkenal.
Tetapi seiring berjalannya waktu, saya semakin tumbuh dewasa, dan orang-orang
di sekeliling saya pun juga mulai bertambah tua. Sebut saja nenek dan kakek.
Dengan bertambahnya usia mereka, penyakit pun mulai menyerang tubuh mereka. Alhasil,
kami harus selalu mengantar mereka ke dokter untuk berobat. Dan sejak itulah,
ketertarikan saya terhadap profesi Dokter mulai tumbuh. Sejak kecil, saya
melihat seorang dokter itu sebagai utusan Tuhan yang diberi anugerah untuk dapat
menolong setiap jiwa manusia yang datang kepadanya. Dengan kata lain, saya menganggap dokter itu merupakan
perpanjangan tangan dari Tuhan sebab tugasnya yang sangat mulia.
Semakin
dewasa, saya mulai melihat dan menyadari bahwa profesi seorang dokter sebagai
klinisi mengahruskan mereka untuk tetap memperbaharui ilmu mereka akan suatu
penyakit. Bagi masyarakat awam, mendengar kata “dokter” sehari-hari sudah
membuat mereka mengerti dan tahun bagaimana dan apa tugas dokter itu sendiri. Akan
tetapi, seiring dengan persaingan global, tidak dapat dipungkiri bahwa menjadi
dokter umum tidaklah cukup sampai disitu saja. Prospek kerja profesi dokter
sangat luas. Akademisi, Peneliti, Social Concern, Klinisi dan masih banyak
lagi. Semua prospek tersebut membutuhkan waktu, tenaga dan finasial yang cukup
banyak. Oleh karenanya, sangat mustahil bagi seorang dokter untuk mendalami
semua prospek secara bersamaan.
Kali
ini saya akan membahas sedikit ketertarikan saya terhadap salah satu prospek
kerja seorang dokter yaitu Klinisi. Mengapa Klinisi ? Pada suatu hari, saya
melewati sebuah klinik dan di depan klinik itu terpampang beberapa papan
praktek dokter. Di belakang nama semua dokter itu terdapat beberapa gelar
(singkatan) yang membuat saya mati penasaran. Rasa ingin tahu saya akan
singkatan2 tersebut sangat tinggi. --- Ya, betul sekali. Itu adalah gelar dari
para dokter yang telah memperoleh gelar spesialis atau keahlian dalam cabang
ilmu kedokteran. Kecenderungan akan gelar spesialisasi kedokteran ini juga
sangat ramai dibicarakan di publik, sehingga tidak heran bila para dokter berlomba-lomba
untuk menempuh pendidikan ahli/spesialis.
Jadi,
dokter spesialis/ahli adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu cabang
ilmu kedokteran. Dokter yang telah selesai menempuh pendidikan spesialis mereka
(rata-rata 8 semester) akan memperoleh gelar Spesialis (Sp1) dibelakang nama
mereka sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari, misalnya Ilmu Penyakit
Dalam, maka gelarnya adalah Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam) dsb. Sebagian
dokter juga, karena lebih ingin mendalami lagi ilmu yang mereka pelajari, akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sub-spesialis (Sp2)
yang apabila mereka telah menyelesaikan pendidikan sub-spesialisnya, akan
memperoleh gelar Konsultan (K) setelah gelar Spesialis mereka.
Beberapa
gelar spesialisasi kedokteran mungkin sudah dikenal cukup luas oleh masyarakat
umum, namun setelah mempelajari dan membaca, melewati beberapa sistem kuliah
blok serta berdiskusi dengan para petinggi, akhirnya saya mulai tahu beberapa
spesifikasi dan spesialisasi dari cabang-cabang ilmu kedokteran yang dapat
dipakai di belakang nama seorang dokter. Apa saja itu ??
Stay Tuned in this
Blog =))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar